Kamis, 22 November 2018

Manusia Sebagai Makhluk Siyasah (Tugas 8)

Tidak ada komentar:


Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbil alamin Puji syukur kepada tuhan kita Allah SWT yang Maha Esa dengan segala keagungannya yang memberikan kita rahmat tak lupa shalawat serta salam saya haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW sehinggga say dapat melanjutkan tugas ke delapan ini, pada kerempatan ini saya akan membahas tentang Manusia Sebagai Makhluk Siyasah. sebelum kita membahas lebih jauh lagi tentang artikel ini sebelumya para pembaca harus tahu apa itu Siyasah? Siyasah secara emitologis berasal dari bentuk masdar dari sasa yasusu yang artinya "mengatur, mengurus, mengemudikan, memimpin dan memperinta". di samping itu juga berarti "politik dan penetapan suatu bentuk kebijakan". pada kata sasa memiliki sinonim Dabbara (mengatur), to lead (memimpin), to govern (memerintah) dan policy of government (kebijakan pemerintah). Devinisi yang di kemukakan oleh beberapa tokoh yaitu:
-Ibnu Mansur (ahli bahasa di mesir) menyebutkan siyasah yaitu mengatur sesuatu dengan cara membawa kemaslahatan.
-Abdurrahman menyebutkan bahwa siyasah merupakan hukum dan kebijaksanaan yang mengatur berbagai urusan umat atau masyarakat yang berkaitan dengan pemerintah hukum dan peradilan, lembaga pelaksanaan dan administrasi, begitu pula yang berkaitan dengan hubungan luar negeri.

jika yang dimaksud dengan siyasah ialah mengatur segenap urusan ummat, maka islam sangat menekankan pentingnya siyasah. Bahkan, islam sangat mencela orang-orang yang tidak mau tahu terhadap urusan ummat. akan tetapi jika siyasah diartikan sebagai orientasi kekuasaan, maka sesungguhnya islam memandang kekuasaan hanya sebagai sarana menyempurnakan pengabdian kepada Allah. Tetapi, islam juga tidak pernah melepaskan diri dari masalah kekuasaan.

Peninjauan untuk menentukan sikap atau lebih kita kenal dengan Orientasi, orientasi utama kita terkait dengan masalah kekuasaan aialah menegaknya hukum-hukum Allah dimuka bumi. Ini menunjukan bahwa kekuasaan tertinggi ialah kekuasaan Allah SWT. Sementara, manusia pada dasarnya sama sekali tidak memiliki kekuasaan. Bahkan islam menentang adanya penguasaan mutlak seorang manusia atas manusia yang lain, karena yang demikian ini bertentangan dengan doktrin Laa ilaha illallah yang telah membebaskan manusia dari segenap thaghut(tiran). Sehingga, Kekuasaan manusia yang menentang hukum-hukum Allah adalah tidak sah.

Kekuasaan dan politik dalam Islam di dalam Al-Qur'an sudah disebutkan; "Sesungguhnya Allah memerintahkan kamu menunaikan amanat kepada yang berhak menerimanya dan (memerintahkan kebijaksanaan) di antara kamu supaya menetapkannya dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepada kamu. Sesungguhnya Allah mendengar lagi maha melihat. Wahai orang-orang yang beriman taatilah Allah, taatilah rasul, dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berselisih tentang suatu, maka kembalikan kepada Allah (Al-Qur'an) dan rasul (Sunnah) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) lagi lebih baik akibatnya" (QS. An-Nisa : 58-59).

Dari kedua ayat tersebut tentunya kita harus pahami lebih, dinilai oleh para ulama' sebagai prinsip-prinsip pokok yang menghipun ajaran islam tentng kekuasaan dalam pengertian tanggung jawab terhadap amanahnya serta kekuasaan AllahSWT. Hal ini menandakan bahwa semua aspek kehidupan manusia telah diatur oleh Allah SWT melalui konstitusi yang ada di dalam Al-Qur'an, ini menendakan adanya syumuliatul Islam. Amanat dimaksudkan berkaitan dengan banyak hal, salah satu diantaranya adalah perlakuan adil. Keadilan yang di tuntut ini bukan hanya terhadap kelompok, golongan, atau kaum muslim saja, tetapi mencakup seluruh manusia bahkan seluruh makhluk.

Dari sekian pengertian dapat disimpulkan bahwa fiqih siyasah merupakan konsep yang digunakan untuk mengatur hukum ketatanegaraan dalam bangsa dan negara dengan tujuan untuk mencapai kemaslahatan dan sekaligus mencegah kemudharatan.

Tujuan dari pada siyasah yaitu menata kehidupan manusia di dunia untuk di jadikan bekal bagi kehidupan yang selanjutnya (akhirat). Karena islam memandang kehidupan manusia di dunia sebagai ladang bagi kehidupan akhirat sehingga hidup ini memerlukan konsep yang benar dan sesuai dengan aturan-aturan yang Allah tetapkan melalui Kitab dan RosulNya agar menghasilkan kehidupan yang damai dan harmonis antara satu degan yang lainnya, karena manusia pasti memiliki keinginan hidup dengan orang lain secara damai dengan seluruh bangsa yang ada di dunia ini. Keinginan tersebut merupakan cita-cita yang sesuai bagi kelangsungan hidup manusia dimuka bumi demi tercapainya suatu kepentingan. 

Perlu diketashui bahwasnya agama yang Rahmatal lilalamin Islam dan politik memiliki hubungan yang sangat erat, yang mana islam bukan hanya sekedar agama yang hanya memiliki prosesi-prosesi ritual dan ajaran kasih sayang, bukan hanya mementingkan aspek lega formal tanpa menghiraukan aspek-aspek moral. Yang mana  dalam hal ini politik berfungsi sebagai salah satu sendi kehidupan yang juga di atur oleh islam. Akan tetapi, islam tidak terpaku pada urusan politik saja. Karena agama yang sempurna dan telah disempurkan oleh Allah SWT.

Semoga artikel yang singkat ini bisa menambah pengetahuan para pembaca dan manfaat bagi semua jika ada kesalahn dalam artikel ini baik tulisan dan lain-lain mohon dimaafkan karena disini saya masih belajar juga. sekian tugas agama islam ke delapan ini. semoga kita tetap dalam lindungan Allah SWT.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Artikel ini mendapat sumber dari:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
back to top